Tuesday, October 25, 2016

Yes, time does fly...

Delft's four seasons
Setahun di Delft, rasanya 'time flies'. Ini idiom dalam Bahasa Inggris, anehnya diterjemahkan ke Bahasa Indonesia jadi 'waktu berjalan'. Berasa kurang pas ya? Yang satu dibilang terbang karena cepatnya, eh kata orang kita dibilang jalan aja kok. Ya, memang itulah budaya kita.

Kalau disini, segala harus tepat waktu karena mau ngga mau waktu mengejar kita. Terlambat sedikit tau-tau sudah gelap soalnya terangnya (siang) pendek pas musim dingin. Dan ngga ada alasan kalau gelap-gelap sudah harus berangkat kuliah atau kerja soalnya matahari mulai beneran terang sekitar jam 10-an. Hujan juga ngga bisa dijadikan alasan soalnya hampir tiap hari hujan seharian. Jangan harap bisa berteduh pas hujan, rumah disini 99,9% ngga punya kanopi buat berteduh. Angin kencang? Wah, itu mah biasa sampai bisa-bisa keseret masuk ke kanal. *amit-amit dah*

Tiap saat harus cek jam, segalanya kucatat di organizer. Bahkan buat waktu sholat pun harus selalu dicek karena gampang banget kelewatan waktu sholat yang sangat mepet di antara beban kuliah yang segabrug. Masalahnya, cuaca dan terang-gelapnya hari menipu. Pas musim panas, bawaannya pengen jalan-jalan melulu karena siangnya panjang. Setelah mulai gelap sekitar jam 9 malam baru sadar kalau belum ngerjain tugas. Dini hari udah terang lagi dan syok karena ketiduran sementara tugas belum selesai. Ini karena kebiasaan biologis manusia tropis kayak aku yang mengandalkan nongolnya matahari buat penanda waktu.

Pekerjaan proyek jalan dan lainnya juga terpaksa dikejar waktu. Masalahnya, turis datang pas musim panas dan ada kemungkinan badai atau kabut datang mengganggu proyek. Ngga kayak proyek pantura yang cuma ngebut pas lebaran, disini seluruh proyek harus tepat waktu. Setiap acara yang diadakan disini ada keterangan tambahan "bisa dibatalkan sewaktu-waktu jika cuaca tidak memungkinkan". Acara paling penting yang ditunggu-tunggu penduduk Belanda di TV atau radio itu berita cuaca esok hari.

Lain di Indonesia, sepanjang tahun matahari bersinar cukup konsisten. Waktu memang berjalan di Indonesia, ngga terbang kayak disini. Beda musim hujan dan kemarau ngga sedrastis beda empat musim disini. Mungkin inilah yang menyebabkan perkembangan Indonesia ngga secepat negara empat musim. Kita terlalu dimanja sama alam Indonesia yang super kaya dan nyaman ditinggali. Bebek Belanda aja mesti terpaksa terbang kalau ngga mau mati kedinginan. Disini tepat waktu bukan cuma 'sebaiknya dilakukan' tapi lebih ke 'ajang survival'.
*self-reminder*




No comments: