Wednesday, September 14, 2016

Heat haze days in Delft

2nd version
Di tengah musim panas di Delft yang super panas, perjuangan menulis proposal tesis itu luar biasa. Angin Belanda yang sehari-hari selalu datang dan telah merusak tiga payungku, kini kurindukan. Apa dayaku melawan panas dan suntuk untuk mencari wangsit tesis di gua semediku dengan otak yang meleleh? Yang ada malah tanganku mulai menggambar. Kubiarkan tangan dan anganku menggambar dari hari ke hari tanpa tujuan. Apa yang akan kugambar, seluruhnya kuserahkan pada waktu.



1) 26 Agustus 2016: tiupan angin yang mengagetkan
Tadinya mau kuanggap selesai gambar ini sampai disini.
Sungguh aku rindu angin Belanda!
 
2) 27 Agustus 2016: mencari kenyamanan di tengkuk
Ternyata aku masih ingin lanjut menggambar!
Entah kenapa aku terpikir dua hal, bantal leher dan kucing.
Leherku sakit karena begadang dengan posisi yang salah.
 
3) 28 Agustus 2016: pesawat terbang kertas dari surat rahasia
Saat itu, aku ingin menggambar piano tapi mood-nya ngga kesampaian.
Aku suka efek angin dari pesawat terbang kertas yang terasa romantis.
Aku menggambar di kertas A4 dan ternyata kurang lebar, jadi kulem kertas tambahan.
 
4) 31 Agustus 2016: tangan yang lelah mencari inspirasi,
dan kincir angin yang tumbuh bersama semanggi berdaun empat
Aku suka memandang kincir anginku yang menancap di pot tanaman mint.
Sayang ngga ada angin yang membuatnya berputar.
  
5) 13 September 2016: mewarnai
Lama kutinggal karena liburan dan proposal tesis yang akhirnya punya judul.
Tadinya setelah ku-scan mau di-tracing baru diwarnai.
Apa daya diriku mager di tengah panas Belanda?
Buat versi digital pertama, bolehlah pakai yang ini.
Semoga tesisku kelar dan gambar ini punya versi kedua yang lebih matang.

*Update 26 Oktober 2016
Tesisku belum kelar, yah setidaknya proposalku lulus.
Abis itu ngapain? Bingung...
 Inilah gambar hasil dari kebingunganku...

No comments: